Tim-Tim Yang Berprestasi dengan Main Bertahan
Tim-Tim Yang Berprestasi dengan Main Bertahan
Main bertahan bukanlah cara yang patut dicela dalam sepak bola. Bertahan merupakan aspek yang wajib mendapat perhatian sama menggunakan menyerang. Bertahan juga bukan berarti lebih inferior.
Banyak contoh di mana kesebelasan yg menjunjung tinggi filosofi menyerang wajib keok kala melawan tim yang pandai pada bertahan dan memanfaatkan kesalahan versus yang sombong.
Ingatlah nasihat menurut Sir Alex Ferguson, 'Attack wins you game, defense wins you title,'. Berikut Sepakbola.Com hadirkan daftar klub yang berprestasi lewat kelihaiannya pada membendung agresi versus.
1. AC Milan 199/94
Milan meraih sukses besar kala menjuarai animo ke 2 Liga Champions menggunakan format baru. Di final mereka mengalahkan Barcelona yang terkenal menggunakan tiki-taka dan penguasaan bola ekstremnya itu. Skornya pun amat meyakinkan, yakni 4-0. Padahal ketika itu lini depan Los Cules masih diperkuat Romario dan Hristo Stoickov. Rossoneri saat itu punya kumpulan bek kelas dunia dalam diri Paolo Maldini, Mauro Tassotti, & Christian Panucci. Alhasil mereka hanya kebobolan dua kali sepanjang turnamen pada 11 kali bertanding.
2. FC Porto 2003/04
Porto memang kebobolan 13 gol dalam perjalanannya ke final Liga Champions 2003/04, tetapi pertahanan tetaplah jadi aspek andalan tim besutan Jose Mourinho ini. Mereka tidak banyak bikin gol, hanya 16, yg mana 3 pada antaranya tercipta ke gawang AS Monaco pada laga puncak . The Dragons patut bersyukur lantaran ada duet Paulo Ferreira & Ricardo Carvalho di jantung pertahanan sebagai akibatnya mereka sukses meraih gelar Liga Champions tahun itu.
3. Manchester United 2007/08
Setan Merah meraih sukses akbar pada Eropa dan liga domestik dalam isu terkini ini. Tidak hanya berbekal lini serang tajam, tetapi Cristiano Ronaldo dkk jua punya tembok pertahanan yg super tebal. Di Liga Champions MU sebagai kampiun usai mengalahkan Chelsea di final dan hanya kebobolan enam kali dari total 13 partai. Kuatnya tembok MU yg digalang Nemanja Vidic, Rio Ferdinand, dan Edwin van Der Sar ini makin terlihat berdasarkan statistik di Premier League, yg jua mereka rajai menggunakan produktivitas tertinggi (80 gol) plus pertahanan terkokoh (22 kali kebobolan).
4. Inter Milan 2009/10
Jose Mourinho pulang menunjukkan daya magisnya pada meracik pertahanan. Kali ini beliau meraih treble bersama Inter. Berkat kuartet Douglas Maicon, Lucio, Walter Samuel, dan Javier Zanetti, La Beneamata mampu menjadi juara Liga Champions dengan catatan kebobolan sembilan gol saja berdasarkan 13 laga. Padahal pada fase knock-out mereka berjumpa dengan Barcelona, kemudian Bayern Munchen pada partai puncak .
Lima. Chelsea 2011/12
Lagi-lagi Barca dengan tiki-takanya jadi korban tim yang mampu mengkoordinir pertahanan dan serangan kembali menggunakan taktis. Kali ini Chelsea adalah lakonnya. Dengan dinahkodai caretaker berasal Italia, Roberto Di Matteo, The Blues mampu melewati hadangan Barca di semifinal Liga Champions. Yang paling seru tentu saja pada leg ke 2 kala John Terry cs menciptakan Lionel Messi dkk merasa buntu dan harus tertahan dua-2. Di final pun Chelsea tetap memperagakan sepak bola dengan tembok mutlak yg akhirnya mempermalukan Bayern Munchen di depan publiknya sendiri.
6. Atletico Madrid 2013/14
Dominasi Barcelona & Real Madrid di La Liga akhinya patah saat Diego Siemeone menyulap Atletico sebagai tim yg teramat tangguh pada situasi tanpa bola. Dengan bekal kuartet Miranda, Felipe Luis, Diego Godin, dan Toby Alderweireld, Los Rojiblancos mampu menjadi kampiun La Liga berkat jumlah kebobolan yg amat minim, 26 gol. Padahal produktivitas mereka jua seadanya dengan 77 gol, berbanding jauh menggunakan Madrid (104) dan Barca (100).
Main bertahan bukanlah cara yang patut dicela dalam sepak bola. Bertahan merupakan aspek yang wajib mendapat perhatian sama menggunakan menyerang. Bertahan juga bukan berarti lebih inferior.
Banyak contoh di mana kesebelasan yg menjunjung tinggi filosofi menyerang wajib keok kala melawan tim yang pandai pada bertahan dan memanfaatkan kesalahan versus yang sombong.
Ingatlah nasihat menurut Sir Alex Ferguson, 'Attack wins you game, defense wins you title,'. Berikut Sepakbola.Com hadirkan daftar klub yang berprestasi lewat kelihaiannya pada membendung agresi versus.
1. AC Milan 199/94
Milan meraih sukses besar kala menjuarai animo ke 2 Liga Champions menggunakan format baru. Di final mereka mengalahkan Barcelona yang terkenal menggunakan tiki-taka dan penguasaan bola ekstremnya itu. Skornya pun amat meyakinkan, yakni 4-0. Padahal ketika itu lini depan Los Cules masih diperkuat Romario dan Hristo Stoickov. Rossoneri saat itu punya kumpulan bek kelas dunia dalam diri Paolo Maldini, Mauro Tassotti, & Christian Panucci. Alhasil mereka hanya kebobolan dua kali sepanjang turnamen pada 11 kali bertanding.
2. FC Porto 2003/04
Porto memang kebobolan 13 gol dalam perjalanannya ke final Liga Champions 2003/04, tetapi pertahanan tetaplah jadi aspek andalan tim besutan Jose Mourinho ini. Mereka tidak banyak bikin gol, hanya 16, yg mana 3 pada antaranya tercipta ke gawang AS Monaco pada laga puncak . The Dragons patut bersyukur lantaran ada duet Paulo Ferreira & Ricardo Carvalho di jantung pertahanan sebagai akibatnya mereka sukses meraih gelar Liga Champions tahun itu.
3. Manchester United 2007/08
Setan Merah meraih sukses akbar pada Eropa dan liga domestik dalam isu terkini ini. Tidak hanya berbekal lini serang tajam, tetapi Cristiano Ronaldo dkk jua punya tembok pertahanan yg super tebal. Di Liga Champions MU sebagai kampiun usai mengalahkan Chelsea di final dan hanya kebobolan enam kali dari total 13 partai. Kuatnya tembok MU yg digalang Nemanja Vidic, Rio Ferdinand, dan Edwin van Der Sar ini makin terlihat berdasarkan statistik di Premier League, yg jua mereka rajai menggunakan produktivitas tertinggi (80 gol) plus pertahanan terkokoh (22 kali kebobolan).
4. Inter Milan 2009/10
Jose Mourinho pulang menunjukkan daya magisnya pada meracik pertahanan. Kali ini beliau meraih treble bersama Inter. Berkat kuartet Douglas Maicon, Lucio, Walter Samuel, dan Javier Zanetti, La Beneamata mampu menjadi juara Liga Champions dengan catatan kebobolan sembilan gol saja berdasarkan 13 laga. Padahal pada fase knock-out mereka berjumpa dengan Barcelona, kemudian Bayern Munchen pada partai puncak .
Lima. Chelsea 2011/12
Lagi-lagi Barca dengan tiki-takanya jadi korban tim yang mampu mengkoordinir pertahanan dan serangan kembali menggunakan taktis. Kali ini Chelsea adalah lakonnya. Dengan dinahkodai caretaker berasal Italia, Roberto Di Matteo, The Blues mampu melewati hadangan Barca di semifinal Liga Champions. Yang paling seru tentu saja pada leg ke 2 kala John Terry cs menciptakan Lionel Messi dkk merasa buntu dan harus tertahan dua-2. Di final pun Chelsea tetap memperagakan sepak bola dengan tembok mutlak yg akhirnya mempermalukan Bayern Munchen di depan publiknya sendiri.
6. Atletico Madrid 2013/14
Dominasi Barcelona & Real Madrid di La Liga akhinya patah saat Diego Siemeone menyulap Atletico sebagai tim yg teramat tangguh pada situasi tanpa bola. Dengan bekal kuartet Miranda, Felipe Luis, Diego Godin, dan Toby Alderweireld, Los Rojiblancos mampu menjadi kampiun La Liga berkat jumlah kebobolan yg amat minim, 26 gol. Padahal produktivitas mereka jua seadanya dengan 77 gol, berbanding jauh menggunakan Madrid (104) dan Barca (100).
Comments
Post a Comment