Menilik Prestasi Juru Taktik Barcelona Sejak Era Serra Ferrer

Menilik Prestasi Juru Taktik Barcelona Sejak Era Serra Ferrer
Barcelona melakukan perubahan pada kursi instruktur selesainya Luis Enrique resmi mengundurkan diri selepas trend 2016-17 berakhir. Penggantinya pun sudah resmi diumumkan pada awal Mei pada mana dia adalah sosok tak asing pada La Liga, Ernesto Valverde.

Enrique meninggalkan pekerjaannya selesainya menghabiskan tiga tahun kesuksesan meski di tahun terakhirnya terbilang tak berjalan mulus. Pada pertandingan terakhir, Barcelona menjuarai Copa del Rey dengan mengalahkan Alaves 3-1.

Itu sebagai trofi Piala Raja ketiga secara beruntun, membuatnya menjadi instruktur pertama yang bisa melakukan hal tadi di Spanyol sejak 1950. Karier Lucho pada Catalan pula berhasil merengkuh gelar La Liga 2 kali beruntun dan itu sebagai kali pertama jua. Tak lupa gelar treble ia persembahkan di tahun pertamanya bersama Blaugrana.

Mungkin buat kini kinerja manajer baru tengah dinanti, namun dalam faktanya Lucho merupakan pelatih terakhir yg sanggup membawa kesuksesan. Mengingat selesainya era Guardiola, para suksesornya hampir tak sementereng Enrique.

Berikut kami hadirkan sembilan pelatih yang menukangi Barcelona sejak 2000, lengkap dengan prestasinya.

9. Lorenzo Serra Ferrer 2000-2001

Sebelum sebagai instruktur ketua, Serra Ferrer menghabiskan tiga tahun menjadi seorang direktur olahraga. Ia ditunjuk menjadi penerus Louis Van Gaal. Dia melakukan pekerjaan yg wajar, & ia adalah pelatih Rivaldo yang ketika itu melakukan tendangan salto legendaris.

Posisi empat besar Champions League sebagai prestasi terbesarnya, pada tahun berikutnya beliau hanya membawa Blaugrana hingga babak penyisihan kelompok Champions League.

Setahun menukangi Barca, ia menjalani 45 pertandingan. Tak terdapat satu pun trofi yg berhasil ia dapatkan.

8. Charly Rexach 2001-2002

Rexach menjadi pengganti Serra Ferrer. Semua terlihat tak terdapat perkembangan dan sama saja tidak terdapat perubahan akbar yg ditunjukkan buat mengangkat prestasi Blaugrana.

Pada awalnya, dia bisa membawa tim memuncaki klasemen La Liga pada beberapa pekan, namun di akhir kompetisi mereka bertengger di urutan keempat klasemen. Bedanya dengan instruktur sebelumnya, Rexach bisa membawa Los Cules masuk ke semifinal Champions League meski harus kalah secara menyakitkan sang rival kekal Real Madrid.

Hanya bertahan setahun, ia menjalani 63 pertandingan beserta Barcelona. Dengan raihan trofi nol besar .

7. Louis Van Gaal 1997-2000 & 2002-2003

Van Gaal memiliki 2 periode kepelatihan beserta Barca. Pertama dimulai dalam tahun 1990-an ketika beliau mengambil alih kursi kepelatihan Sir Bobby Robson. Penunjukkan ini terasa berhasil menggunakan menjadikan Barcelona bergaya sepakbola seperti Ajax.

Meski kehilangan Ronaldo Nazario ke Inter dalam trend panas kala itu, Van Gaal menaruh timnya pemahaman buat penekanan pada kualitas. Dia pula memberikan debut pada tim primer untuk pemain yg lalu sebagai legenda Blaugrana, yakni Xavi dan Carles Puyol. Barcelona memenangkan gelar domestik secara dobel dan gagal memenangi gelar tiga kali beruntun hanya berselisih 5 poin menggunakan oleh juara.

Pada periode keduanya, penunjukkan Van Gaal adalah bencana lainnya. Dia mengasingkan pemain berpengaruh waktu itu Rivaldo & memainkan gelandang Juan Roman Riquelme pada sayap kanan, yang hingga waktu ini nir diketahui jelas apa maksudnya.

Pada ketika manajemen memecatnya, Barcelona duduk di urutan ke-15 klasemen La Liga. Itu sebagai posisi paling mengerikan sepanjang sejarah klub.

Raihan prestasinya memenangi UEFA SUper Cup 1997, Copa del Rey 1997-98 & La Liga dua kali pada periode pertamanya menggunakan memainkan 138 pertandingan.

6. Radomir Antic 2003

Mantan instruktur Atletico Madrid yang membawa dobel gelar La Liga 95/96 ke Vicente Calderon, merogoh alih kursi kepelatihan yang ditinggal Louis Van Gaal sehabis dipecat lantaran Barca duduk pada posisi ke-15.

Antic menghancurkan fondasi Van Gaal & membangun pulang. Memberikan mnt bermain lebih kepada youngster Victor Valdes & Andres Iniesta dan memainkan sistem yg sederhana. Setelah meraih 12 kemenangan, delapan imbang & empat kekalahan, beliau menempatkan Barcelona di posisi keenam, & berhak tampil pada Piala UEFA (sekarang Liga Europa, red).

Hanya separuh isu terkini melatih, Antic mendampingi Barca sebesar 24 pertandingan. Nihil gelar.

5. Frank Rijkaard 2003-2008

Apabila Anda wajib meringkas masa kepelatihan Frank Rijkaard dalam satu istilah, itu akan menjadi: Pembangkangan. Kecuali Joan Laporta & Txiki Bregistrian yg menjadi penyokong, selain itu tidak ada yg menginginkan atau memandang hebat Rijkaard. Kemudian wakil Presiden Sandro Rossell ingin memecatnya pada pertengahan isu terkini setelah memulai awal yg buruk pada tahun 2003-04.

Tapi Laporta berdiri pada samping Rijkaard, sosok pelatih kulit gelap pertama (dan satu-satunya) yang melatih klub akbar Eropa, & Rijkaard membuktikannya. Dengan Ronaldinho, & lalu Samuel Eto'o serta Deco, bersama Xavi, Puyol, Iniesta, Valdes yg sedang berkembang, Rijkaard mengubah holistik paras Barcelona. Dia membawa senang cita kembali ke klub yg sangat terperosok dalam kesengsaraan.

Tentu, 2 tahun terakhir adalah bencana yang dilanda cedera & tidak terorganisir saat klub terpecah belah, tetapi kemenangan 2-1 & 3-0 berdasarkan laga El Clasico yg luar biasa hebat, dua gelar berturut-turut yg fantastis, dan kemenangan di Liga Champions 2006 begitu bersejarah.

Dan lebih menurut itu, Rijkaard memberi Leo Messi debut & kepercayaannya, membawa si kutu mini Argentina muda itu ke dalam skuat utama Blaugrana.
BACA
3 Pemain Monaco Yang Bisa Didatangkan Mourinho Ke Old Trafford

Memainkan 261 pertandingan dalam 5 tahun kariernya pada Camp Nou, instruktur dari Belanda ini bisa mempersembahkan dua La Liga & Supercopa de Espana, dan Champions League 2006.

4. Pep Guardiola 2008-2012

Pep Guardiola tidak hanya merevolusi Barcelona pada 2008-09, akan tetapi sepakbola itu sendiri. Mengubah gaya bertahan serangan kembali yg diterapkan instruktur sebelumnya, Pep menggojlok fisik dan memainkan sepakbola menyerang latif dengan penguasaan bola atau disebut tiki taka.

Guardiola membawa Barca meraih treble pada tahun pertama masa jabatannya. Dia jua merengkuh gelar Champions League dua kali & keliru satunya dia antarkan waktu mengalahkan timnya Sir Alex Ferguson, Manchester United.

Pep jua menghancurkan tim Jose Mourinho secara berkeping-keping, (5-0, 0-2, 1-3, 1-dua, tak terdapat satu pun yg sebelumnya melakukan hal ini dalam Mou). Itu terjadi pada pertemuan mereka di La Liga ketika Mou menjabat pelatih Real Madrid. Pep mengedukasi bahwa taktik kotor Mou bisa dihancurkan menggunakan gaya permainan indah.

Dia mengubah Messi yang memiliki bakat menyerang menjadi Tuhan yg berinkernasi di lapangan sepakbola. Dia membantu Xavi mendominasi sepakbola global sebagai gelandang tengah selama empat tahun menggunakan cara yg belum pernah dilakukan sebelumnya.

Dia juga menciptakan Dani Alves lebih baik lagi. Manajer orisinil Catalan itu memberi dunia kepada Pedro & Sergio Busquets, serta membuat Javier Mascherano, seseorang gelandang bertahan mungil, ke jantung pertahanan dan bermain sangat baik.

Pengaruhnya terhadap sepakbola begitu luar biasa dan tegas. Berkat Pep, ekspektasi Barcelona setiap musimnya menjadi ingin meraih treble.

Guardiola mengganti Barcelona, Guardiola mengubah sepakbola. Tidak ada orang yang sejauh ini melebihi prestasinya pada Barcelona menjadi instruktur.

Tiga. Tito Vilanova 2012-2013

Mendiang Tito Vilanova merupakan asisten instruktur Pep Guardiola selama empat tahun dan terpilih sebagai manajer berikutnya menggantikan Pep oleh dewan direksi klub. Tito merupakan seorang yang alami, dan bahkan bisa dibilang lebih unggul daripada Guardiola dalam kemampuannya untuk melakukan penyesuaian dalam permainan dengan gaya bermain lawannya.

Kemenangan 4-1 atas Atletico Madrid yg mengejutkan Diego Simeone pada Desember 2012 adalah bukti kegeniusannya.

Tentu saja kita nir akan pernah memahami seberapa bagusnya Barcelona bisa berada pada bawah arahannya, mengingat sebagian besar paruh kedua ekspresi dominan kala itu dihabiskan menggunakan perawatan kanker pada New York. Jordi Roura menjadi penanggung jawab tim, dinamisme permainan paruh pertama demam isu sudah hilang & Barcelona sebagai mesin pencetak kemenangan.

Itu cukup pada La Liga di mana mereka menutup bepergian dengan 100 poin luar biasa, tetapi cedera dalam Messi menghancurkan ambisi Blaugrana di Liga Champions. Penyakit Tito memaksa beliau buat mundur dalam ekspresi dominan panas selesainya hanya semusim bertugas.

Tapi warisannya memercayai pemain muda di mana Barca mempunyai starting XI lulusan akademi La Masia kala itu. Akan namun ada asa akademi La Masia mampu mengisi starting XI, misalnya yg beliau inginkan.
2. Gerardo Tata Martino 2013-14

Mewarisi skuat cemerlang yang bahkan menjadi lebih baik menggunakan penambahan Neymar. Namun pada tangan Martino tiba-datang Barcelona menjadi ultra ortodok & lamban dalam segi permainan. Terlihat juru taktik Argentina saat itu terlihat kebingungan mencari ritmenya pada Barcelona, dan menghabiskan waktunya hanya buat menganalisis dirinya sendiri.

Neymar dipaksa bermain di sayap kanan buat menampung tiga gelandang sentral. Ambisi treble Barcelona ambruk dengan gaya memalukan ketika Real Madrid merebut Copa del Rey. Dan Atletico Madrid yg menggondol trofi La Liga, sehabis bermain imbang di laga pamungkas kala itu.

Setahun kariernya di Catalonia, mantan instruktur Argentina memainkan 59 pertandingan. Dan hanya mampu membawa Blaugrana juara Supercopa de Espana 2013.

1. Luis Enrique 2014-2017

Seorang sosok kontroversial, Luis Enrique tetap tak kenal lelah dalam mengejar visinya meraih kejayaan. Intervensi pun hadir menurut Xavi menjadi pemain tertua di tim, dengan mencoba memberi masukan agar tidak terlalu poly merotasi Messi & itu mampu saja menjadi petaka pemecatannya.

Apa yang terjadi sehabis intervensi tersebut?Taktik berubah dan lahirnya trio MSN yang begitu mematikan. Treble ke 2 selama 10 tahun terakhir, dan meriah gelar ganda domestik. Tapi dalam 2017, satu kecerobohan membuat Barca gagal meraih treble.

Meski begitu, tidak ada yang sanggup benar-sahih mengkritik Luis Enrique. Ya, hal-hal yg sudah terjadi pada Barcelona adalah kesalahan Enrique namun 90 % berdasarkan perkara tadi dari dari manajemen yg jelek.

Apa dia sepenuhnya patut disalahkan?Mungkin. Tapi beliau jua instruktur yg mengantarkan 2 kemenangan konyol di Santiago Bernabeu (menang 4-0 tanpa Messi, dan tiga-dua pada mnt terakhir).

Treble luar biasa, pernah menjuarai Piala Dunia Antarklub, menang atas Pep Guardiola menggunakan Bayern Munchen yang ditukanginya pada semifinal Champions League, & tentu saja kemenangan comeback dramatis luar biasa 6-1 atas PSG.

Total, Luis Enrique memainkan 181 pertandingan bersama Barcelona. Memenangkan 3 Copa del Rey, dua La Liga, masing-masing satu buat Champions League 2015, UEFA Super Cup 2015, Piala Dunia Antarklub 2015 dan Supercopa de Espana 2016.

Comments

Popular Posts